Mengapa Umat Katolik Berdevosi Kepada Bunda Maria?
Seputar Katolik Vol. 3 oleh Keluarga Kecil 2017
Halo KUKTEKers, tidak jarang kita mendengar omongan banyak orang yang mengatakan bahwa agama Katolik itu berbeda atau “aneh” karena mereka beranggapan kalau kita itu berdoa memohon rahmat dan belas kasih kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atau bahkan kepada santo/a. Tidak dapat dipungkiri, hal ini bisa dibilang sudah menjadi citra umum agama Katolik bagi orang banyak khususnya mereka yang bukan seiman dengan kita.
Lalu bagaimana dengan kalian? Sebagai orang Katolik, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengetahui dan memahami hal-hal mendasar yang sudah menjadi tradisi fundamental bagi agama Katolik. Di edisi Seputar Katolik (SEPIK) kali ini, kami akan membahas secara khusus apa makna dan arti sebenarnya dari devosi (berbakti) kepada Bunda Maria, khususnya dari segi apakah hal tersebut menyalahkan kepercayaan kita atau tidak.
Hal semacam ini bisa dikatakan aneh atau tidak benar apabila kita salah menginterpretasikan arti dari devosi kepada Bunda Maria. Devosi yang sebenarnya merupakan ungkapan kasih untuk memenuhi semua perintah Tuhan. Pada Yoh 19:26-27, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ‘Ibu, inilah anakmu!’ Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ‘Inilah Ibumu!’ Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya”, ayat ini menjelaskan bahwa kita sebagai orang yang beriman kepada Kristus selayaknya menghormati Bunda Maria sebagai ibu rohani kita.
Mungkin tidak kita sadari bahwa sering kali kita juga menaruh penghormatan kita kepada mereka yang telah berprestasi, berjuang, dan berperan besar bagi negara ini. Kita bisa saja ditegur apabila tidak menghormati para pahlawan dan atlet negara ini. Terhadap Bunda Maria, penghormatan kita menjadi istimewa, karena tak ada seorang pun dalam sejarah manusia yang mempunyai peran seperti Bunda Maria dalam rencana keselamatan Allah, yaitu seorang perawan yang melahirkan Putera Allah yang menjelma menjadi manusia. Inti devosi kepada Bunda Maria yaitu memuja Maria, mencontoh Maria, dan memohon bantuan pengantaraan doa Maria. Devosi kepada Bunda Maria juga bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti Doa Salam Maria, Doa Rosario, Doa Novena Tiga Kali Salam Maria, Mei sebagai Bulan Maria, dsb.
Selain menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus juru selamat manusia, Lumen Gentium No.62 juga menjelaskan bahwa keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung terus tanpa putus, mulai dari menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel, menemani Yesus wafat di Kayu Salib sampai kesempurnaan abadi bagi semua orang beriman. Kesempurnaan abadi sebab Maria tidak meninggalkan tugasnya sebagai Ibu kita semua, melainkan melanjutkannya melalui perantaraan limpah dengan memberikan kita anugerah keselamatan abadi. Dengan kata lain, peran Maria dalam tata penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja tanpa terhenti oleh hilangnya Maria secara fisik dari panggung sejarah dunia.
Akan tetapi, penghormatan kepada Bunda Maria biar bagaimana pun tidak bisa disamakan dengan penghormatan kita kepada Tuhan Yesus. Gereja Katolik membedakan antara penyembahan dan penghormatan, berdasarkan ajaran St. Agustinus. Latria (penyembahan) ditujukan kepada Allah Tritunggal. Penyembahan Latria diwujudkan dalam perayaan Ekaristi, yaitu doa Gereja yang disampaikan hanya dalam nama Kristus kepada Allah Bapa oleh kuasa Roh Kudus. Selain itu, ada Dulia (penghormatan) ditujukan pada para orang Kudus, termasuk Maria. Penghormatan Dulia yang dilakukan kepada Bunda Maria kadang disebut juga dengan Hyperdulia.
​
Referensi: