top of page

Warna Warni Busana Liturgi

Seputar Katolik Vol. 2 oleh Keluarga Kecil 2017

The-colours-of-the-Catholic-liturgy.jpg

Halo KUKTEKers, mungkin masih banyak atau ada dari antara kita, sebagai orang Katolik, tidak tahu apa makna dan arti dari busana liturgis para pelayan dalam perayaan ekaristi. Mungkin juga masih ada yang mengira bahwa warna busana liturgis para pelayan yang kadang berbeda dari perayaan ekaristi satu dengan yang lain mempunyai makna hanya sebatas sebagai hiasan.
 

Dalam edisi SEPIK kali ini, kami akan membahas secara khusus mengenai busana liturgis imam yang memimpin kita pada saat perayaan ekaristi. Busana imam yang terlihat khusus karena berlapis-lapis dan warna yang kadang berbeda tentu mempunyai arti dan maknanya masing-masing. Sebagai latar belakang, busana liturgis ini sudah ada dan dikenakan oleh para imam dalam perjanjian lama. Dari situ, Gereja terus menyempurnakan “siapa mengenakan apa, bilamana, dan bagaimana” hingga sekitar tahun 800 ketika norma-norma liturgis perihal busana pada dasarnya ditetapkan dan tetap sama hingga pembaharuan sesudah Konsili Vatikan Kedua.

 

Gereja mengakui bahwa busana liturgis yang dipakai oleh para pelayan sangat penting. Hal ini terungkap dalam PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi), “Gereja adalah Tubuh Kristus. Dalam Tubuh itu tidak semua anggota menjalankan tugas yang sama. Dalam perayaan Ekaristi, tugas yang berbeda-beda itu dinyatakan lewat busana liturgis yang berbeda-beda. Jadi, busana itu hendaknya menandakan tugas khusus masing-masing pelayan. Di samping itu, busana liturgis juga menambah keindahan perayaan liturgis" (PUMR 335).  Sedangkan dalam kitab Kel 28:2-3, tertulis "Haruslah engkau membuat pakaian kudus untuk Harun, saudaramu, sebagai perhiasan kemuliaan. Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku."
 

Sekarang ini, seorang imam mengenakan amik, alba, single, stola dan kasula sebagai busana liturgis. 

Amik yang artinya tanda perlindungan dan sekaligus sebagai lambang perlindungan terhadap kuasa jahat. Tujuan rohani amik adalah mengingatkan imam akan nasehat St Paulus, “Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” (Ef 6:17).

Alba yang artinya citra kekudusan. Alba adalah pakaian putih panjang hingga sebatas pergelangan kaki dan memiliki legan panjang hingga pergelangan tangan. Tujuan rohani alba ada dalam Wahyu 7:14 “Orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”

Singel yang artinya tali kesucian. Singel adalah tali pengikat alba. Singel merupakan simbol nilai kemurnian hati dan pengekangan diri. Tujuan rohani singel adalah untuk mengingatkan kita kepada tali pengikat tangan Yesus di Bukit Zaitun dan waktu dicambuk sebelum disalibkan.

Stola yang artinya penugasan resmi. Stola merupakan lambang martabat seorang imam sebagai tanda kehadiran Kristus sang Imam Agung. Stola mengingatkan imam bukan hanya pada otoritas dan martabatnya sebagai imam, melainkan juga tugas kewajibannya untuk mewartakan Sabda Allah dengan gagah berani dan penuh keyakinan

Kasula yang artinya lambang cinta dan pengorbanan. Merupakan busana yang dikenakan oleh imam diatas alba dan stola. Kasula melambangkan keutamaan cinta kasih dan ketulusan untuk melaksanakan tugas yang penuh pengorbanan diri bagi Tuhan. Tujuan rohani kasula adalah mengingatkan imam akan kasih dan pengurbanan Kristus (lih. Kol 3:14)

Selain itu, jika dilihat dari warna-warna busana liturgi imam, warna itu juga memiliki makna tersendiri.

​

  1. Warna putih yang melambangkan kegembiraan, kemurnian, kepolosan, dan kemuliaan (Dan 7:9). Boleh diganti kuning atau emas (warna cahaya) bila perayaan lebih bernada kemuliaan atau kemenangan (Yes 45:7). Warna putih/ kuning ini digunakan pada saat perayaan misa natal, paskah, kamis putih, minggu trinitas, Kristus raja, penahbisan, peneguhan dan pernikahan.​​​

  2. Warna merah  yang melambangkan darah kemartiran, api Ilahi (Roh Kudus), cinta, pengorbanan, dukacita, mati raga, penantian (Kel 28:31,33). Warna merah dikenakan saat misa adven minggu ketiga, minggu palma, kenaikan, pentakosta, dan hari raya para martir.

  3. Warna ungu yang merupakan simbol bagi kebijaksanaan, keseimbangan, sikap berhati-hati, dan mawas diri. Itulah sebabnya warna ungu dipilih untuk masa Adven dan Prapaskah sebab pada masa itu semua orang Kristiani diundang untuk bertobat, mawas diri, dan mempersiapkan diri bagi perayaan agung Natal ataupun Paskah. Selain itu warna ungu juga dipakai oleh imam dalam misa requirem untuk menggantikan warna hitam.

  4. Warna hijau dipakai pada saat misa bisa yang mempunyai makna kesuburan (warna tumbuhan) dan harapan (Kej 1:11-12)

 

Referensi:  

http://www.katolisitas.org/

http://parokicorneliusmadiun.org/

http://parokikatedralmedan.com/

bottom of page